Menjelang Hari Kartini saya melihat gambar Raden Adjeng Kartini di beberapa media cetak, dan saya tanyakan pada anak saya juga keponakan lain gambar siapakah ini? Mereka spontan menjawab, ”Ibu Kita Kartini !” saya sempat mengernyit kenapa memakai kata ’kita’ ya? Ternyata mereka menyebut sesuai dengan yang lagu yang dinyanyikan. Saya juga jadi senang menyebutnya Ibu Kita Kartini..
Teringat ketika saya kuliah dulu, saya punya adik (Paling bungsu) namanya Dini yang parasnya menurut saya cantik jawa. Kok ya saya sempet-sempetnya berpikir bahwa ini peluang yang bagus untuk ’dibisniskan’. Anda ingin tahu apa peluang yang saya pikirkan untuk dijadikan uang dari adik saya?
Peluang yang saya pikirkan dan lakukan adalah, mengikuti lomba mirip Kartini yang berhadiah uang cukup besar saat itu. Setelah saya mencari informasinya saya tanyakan pada adik saya tersebut apakah mau ikut lomba yang berhadiah uang? Dia mau sekali, lalu saya negoisasikan bahwa, saya akan dandani ke salon tapi hasilnya dibagi dua. Dia setuju. Kalau dipikir-pikir spekulasi sekali saya berkata seperti itu karena belum tentu menang tapi entah kenapa saya yakin dengan feeling bisnis tersebut.
No comments:
Post a Comment