Sunday, February 17, 2008

Pertanyaan Via Email

First of all,

Congrat yach atas terbitnya buku Kursus Singkat USAHA RUMAH MAKAN. Kalau boleh saya mau nanya nih, krn sampai akhir halaman aku belum nemu jawabannya teknis Saya baru saja membuka usaha depot prasmanan (formatini kami pilih dengan pertimbangan tidak terlalu membuat ibu capek, juga di lingkungan kami Model depot seperti ini sangat diminati) dengan modal saya dan istri. Sementara operasioanl saya serahkan ke ibu saya, krn memang beliau di usia senjanya kl diem malah gampang sakit. Walaupun niatnya sekedar 'memberi kesibukan', tapi sebagai anak yang dibesarkan di kultur ketimuran sudah sepantasnya jika kita berbagi laba dengan operator khan, mbak. dalam hal ini ibu.

Yang mau saya tanyakan: berapa persentase keuntungan yang bisa saya bagikan ke ibu kami?

Salam Bagus Prakoso

Bgs_prakoso@yahoo.com


Salam Kenal Mas Bagus Prakoso..

Terimakasih atas ucapan selamatnya, senang bisa berkenalan dengan Anda. Pertanyaan Anda : Berapa prosentase keuntungan yang sebaiknya dibagikan ke Ibu Anda?

Mas, sebelumnya saya ingin berbagi pengalaman dengan Anda. Dulu Almarhum Nenek saya suka sekali memasak & akhirnya daripada masak terus ngga ada yang makan saya berinisiatif untuk membukakan warung makan untuk Nenek saya tersebut. Setelah buka ternyata warung makannya laris maniss (seperti judul buku saya), saya menyerahkan operasional keseluruhn pada nenek saya dan pembantunya.Ketika 1 bulan berlalu tiba-tiba nenek saya meminta tambahan modal karena modalnya tidak mencukupi lagi untuk belanja bahan.. Wahh.. saya heran kok warung laris bukannya untung malah modal habis??

Setelah saya cari tahu ternyata masalahnya ada pada nenek saya, Apa masalahnya? Warung tersebut laris karena setiap orang yang makan dan bilang masakannya sangat enak akan ditambahkan lagi makanannya dengan membayar porsi awal saja.. wah ini dia yang membuat modal habisss.. dan Nenek saya tidak mau merubah hal itu.. Akhirnya warung makan mandeg karena saya tidak mungkin terus memodali usaha yang seperti ini..Ini kisah kecil pengalaman saya, mudah-mudahan

Mas tidak mengalami hal yang sama dengan saya. Kembali ke pertanyaan.. bagi hasil merupakan kesepakatan antara dua belah pihak atau lebih. Dalam hal ini bagi hasil antara Ibu dan Mas dapat dinegosiasikan dari awal secara baik-baik, tanyakan Pada Ibu Anda berapa kira-kira jumlah yang diinginkan karena "kultur ketimuran" membiasakan kita untuk mendahulukan Orang Tua (kebetulan saya dari jawa). Biasanya Orang tua menyerahkan pada Anda atau memberikan gambaran bagi hasil yng diinginkan.Bila tidak sesuai dengan keinginan Anda dapat dibicarakan dengan baik-baik sampai mendapatkan kesepakatan bersama . Tidak usah sungkan Mas.. Bisnis memang harus begitu.. Sekedar gambaran pengalaman saya, saya pernah menjalankan usaha rumah makan dengan modal pemilik. Bagi hasilnya setelah dipotong semua biaya adalah 60:40. Pemilik modal 60%, Saya yang menjalankan 40% tapi ini tidak baku, bisa kebalikannya 40:60 atau 50:50 bahkan bias juga 70:30. Sesuaikan saja dengan yang Anda rasa pantas.

Mudah-mudahan yang saya jelaskan dapat membantu Anda, bila Anda mengalami masalah konsultasikan kembali via email.. Selamat Menjalankan usaha Rumah Makan ya Mas.. Semoga Laris Manis..

Salam..

Mbak Wulan Ayodya...

Terimakasih juga sudah membalas email saya dengan gamblang.

Tambah kelihatan kalau mbak wulan emang pintar dan cerdas. Iya, orang cerdas biasanya kalau menjelaskan suatu hal malah terlihat 'sederhana' namun berisi. Persis seperti buku Mbak. Membahas email terdahulu, sepertinya saya akan memilih dulu 70:30, dengan pertimbangan kebutuhan pengembangan usaha. Pertimbangan lain karena memang 'keinginan' Ibu pada awalnya adalah agar tidak menganggur saja. Sempat Ibu bilang sekedar bisa memberi uang jajan untuk cucu, sudah cukup buat beliau.

Sekali lagi terima kasih ya, atas masukannya.

Btw, kalau misalnya mau road show / talk show / bedah bedah buku Mbak Wulan ke Surabaya; kontak saya ya. Saya akan bantu jadi moderatornya.

salam,

bagus prakoso

No comments: