Wednesday, February 27, 2008

Telah Terbit Buku Baru!!!

Photobucket


Dear All Friend…


Telah terbit buku keduaku yang berjudul “Kursus Singkat Usaha Roti & Kue Laris Manis”. Buku ini merupakan seri kursus singkat yang kedua. Buku ini diterbitkan oleh Elex Media Komputindo ( Gramedia Group ) dan dijual dengan harga Rp 32.800,-.

Buku ini berisi tentang bagaimana memulai dan menjalankan usaha Roti dan kue basah dengan 5 cara penjualan yaitu : Membuka toko sendiri, menjual dengan keliling, titip jual kue, Menerima khusus pesanan dan menjadi pemasok kue..Selain itu buku ini juga dapat menjadi panduan untuk memilih kursus dan pelatihan masak yang bagus bagi pemula.

Dengan narasumber para pakar kuliner seperti Ibu Sisca Soewitomo dan Ibu Dharmaputra, buku ini dapat menjadi pilihan tepat bagi mereka yang ingin menambah wawasan baru dalam bidang usaha roti & kue.

Berikut ini beberapa Endorsement untuk buku “Kursus Singkat Usaha Roti & Kue Laris Manis” :

“Usaha Kuliner, apalagi yang berbasiskan tepung atau roti, tidak ada matinya. Ia dapat dimulai dari kecil, dengan modal tekad dan kesungguhan, menjadi besar karena inovasi. Buku ini menyajikan cara-cara inovatif dan praktis dalam membangun usaha makanan dari kecil untuk menopang ekonomi keluarga.”

– Rhenald Kasali, Pakar Manajemen

“Buku ini memberikan bimbingan teknis wirausaha dalam bidang Usaha Roti dan Kue, sangat bermanfaat bagi yang hendak mulai buka usaha maupun yang sudah menjalankannya!”

– Sisca Soewitomo, Pakar Kuliner

“Ibu dan adik saya bisa hidup ‘cukup’ dengan berjualan roti sandwich bakar selama enam tahun terakhir sebagai usaha sampingan yang menghasilkan. Usaha ini menopang kehidupan sekitar 10 karyawan tetap yang tinggal dirumah orang tua saya. Maka, saya merasa buku ini dapat membuka cakrawala baru bagi siapa saja yang ingin mendapatkan penghasilan tambahan. Roti adalah makanan yang sudah merakyat dan disukai oleh tua muda dan terutama anak-anak. Semoga buku ini menjadi buku rahasia bagi banyak keluarga.

– Putri Soehendro, Penyiar I – Radio 89,6 FM Jakarta

“Saat banyak orang bertanya bagaimana usaha baru, buku ini seolah hadir sebagai salah satu jawaban nyata yang ditunggu banyak orang, mudah dipahami dan dipraktikkan siapa saja. Baca, lihat peluangnya dan segera eksekusi. Peluang sukses ada di depan Anda!!!”

– Agoeng Widyatmoko, Konsultan Independen UKM, Perencana Pemasaran Usaha Keluarga, dan Penulis Buku Best-Seller 100 Peluang Usaha

Sunday, February 24, 2008

“Melihat Peluang Bisnis Di Kampung Wisata”

Beberapa waktu lalu setelah Hari Raya Imlek berlalu, saya mengunjungi sebuah tempat di daerah Cibubur untuk jalan-jalan sekaligus melihat peluang-peluang bisnis yang dapat menjadi inspirasi untuk pembaca blog ku yang setia. Saya mengunjungi sebuah lokasi pertokoan yang mempunyai konsep “Kampung Wisata”. Pertokoan yang ada pada kampung wisata terbagi atas 4 bagian yaitu, Kampung Cina, Kampung Indonesia, Kampung Jepang dan Kampung Amerika. Saya ingin menceritakan tentang masing-masing jenis kampung tersebut dimulai dari yang paling ramai dikunjungi.

I. Kampung Cina

Kampung Cina merupakan pertokoan yang mempunyai konsep, desain toko, ornament dan interior ala Cina. Selain itu toko-toko yang ada di Kampung Cina rata-rata menjual produk khas Cina, banyak pula dijual barang-barang yang diimpor dari negeri tirai bambu tersebut.

Barang-barang yang dijual di Kampung Cina rata-rata hampir sama setiap tokonya. Barang-barang yang dijual di Kampung Cina mayoritas adalah pakaian, acesoris, cinderamata, hiasan rumah, lampion, dan masih banyak lagi yang merupakan produk khas Cina. Harga barang-barang disana cukup murah dan variatif mulai dari 10 ribu untuk 3 barang sampai puluhan ribu setiap barang, untuk barang hiasan rumah ada yang sampai ratusan ribu rupiah. Ngomong-ngomong, disini masih menjual produk permen dan makanan dari Cina yang konon beberapa waktu lalu pernah diisukan mamakai formalin. Mudah-mudahan yang dijual disini produk yang aman atau bebas pengawet.

Ketika saya melewati toko-toko tersebut ada hal yang membuat saya heran, kenapa setiap lewat penjaga tokonya selalu menawarkan payung jualannya seperti ini, “Payungnya bu… payungnya bu…, murah cuma 13 ribu!” Dan hal ini saya alami hampir pada kebanyakan toko disana.. Saya agak heran tapi kemudian saya pikir karena saya melewati toko-toko tersebut saat gerimis jadi mungkin para penjaga gencar menawarkan payung.. Tapi ketika hujan berhenti kok setiap lewat tetap masih saja saya ditawari payung.. Akhirnya saya mengerti kenapa selalu ditawarkan payung,kalau pada saat gerimis tentulah payung sangat dibutuhkan, bila hujan telah berhenti ternyata cuacanya panas sekali, jadi ya akan lebih nyaman kalau berkeliling sambil berpayungan..He..he..he.. peka juga ya insting penjual disana terhadap kebutuhan konsumen yang datang..

Saya melihat peluang bisnis di kampung cina ini masih besar sekali karena saya melihat terlalu banyak toko yang menjual barang sejenis. Saya melihat hanya ada satu toko yang agak unik yaitu menyediakan jasa foto langsung jadi dengan pakaian, dandanan serta latar belakang khas cina. Mungkin bila pembaca ingin berbisnis disini, sebaiknya membuka toko “lain daripada yang lain” sehingga akan menarik perhatian pengunjung. Buatlah toko yang inovatif misalnya : menjual jasa kursus singkat bahasa Mandarin, menjual buku-buku bekas resep masakan ala Cina atau lainnya, atau menjual jasa lukis cepat dari foto yang ditambahkan dandanan khas Cina.. Agak berbeda dari yang lain bukan? Atau mungkin Anda punya ide bisnis yang lebih menarik???

Bila ingin lebih jelas melihat seperti apa sih Kampung Cina, Anda dapat melihat foto-fotonya pada slide show di bagian paling bawah blog ini..

Friday, February 22, 2008

“Siapa Bilang UKM nggak bisa KAYA???”


Beberapa waktu lalu, saya jala-jalan ke Gramedia Pondok Indah Mall (PIM), ketika baru masuk saya langsung melihat ke bagian buku baru. Tiba-tiba mata saya tertumbuk pada sebuah buku baru yang berjudul “Siapa bilang wanita nggak bisa kaya?”. Sebuah judul yang menarik dan mengingatkan pada judul buku teman saya Safir Senduk sekitar 2 tahun lalu “Siapa bilang karyawan nggak bisa kaya?”.

Buku teman saya itu memang fenomenal. Karena satu penerbit, saya pernah mendengar cerita dari editor saya bahwa angka penjualan buku itu memang luar biasa! Dan mendapat cap National Best Seller saking lakunya. Setelah “booming” buku itu bangak sekali judul-judul buku yang terbit mirip seperti judul buku teman saya tadi. Judul-judul buku tersebut seperti “Siapa bilang Penulis nggak bisa kaya?”, ”Siapa bilang Guru nggak bisa kaya”, “Siapa bilang Pengusaha nggak bisa kaya?” dan sebagainya. Belum lagi muncul judul-judul yang mirip tapi tidak terlalu sama persis, hanya memakai unsur “Siapa Bilang” dan “Kaya”.

Sebagai penulis saya merasa bahwa buku Safir Senduk tersebut bisa menginspirasi banyak penulis untuk membuat karya buku. Bahkan sampai berjalan lebih dari 2 tahun masih ada yang membuat judul inspiratif tersebut.

Tiba-tiba saya juga terinspirasi untuk menulis Artikel ini dengan judul “Siapa Bilang UKM nggak bisa KAYA???” he…he…he… sesuai nama blog saya ini.

Sunday, February 17, 2008

Pertanyaan Via Email

First of all,

Congrat yach atas terbitnya buku Kursus Singkat USAHA RUMAH MAKAN. Kalau boleh saya mau nanya nih, krn sampai akhir halaman aku belum nemu jawabannya teknis Saya baru saja membuka usaha depot prasmanan (formatini kami pilih dengan pertimbangan tidak terlalu membuat ibu capek, juga di lingkungan kami Model depot seperti ini sangat diminati) dengan modal saya dan istri. Sementara operasioanl saya serahkan ke ibu saya, krn memang beliau di usia senjanya kl diem malah gampang sakit. Walaupun niatnya sekedar 'memberi kesibukan', tapi sebagai anak yang dibesarkan di kultur ketimuran sudah sepantasnya jika kita berbagi laba dengan operator khan, mbak. dalam hal ini ibu.

Yang mau saya tanyakan: berapa persentase keuntungan yang bisa saya bagikan ke ibu kami?

Salam Bagus Prakoso

Bgs_prakoso@yahoo.com


Salam Kenal Mas Bagus Prakoso..

Terimakasih atas ucapan selamatnya, senang bisa berkenalan dengan Anda. Pertanyaan Anda : Berapa prosentase keuntungan yang sebaiknya dibagikan ke Ibu Anda?

Mas, sebelumnya saya ingin berbagi pengalaman dengan Anda. Dulu Almarhum Nenek saya suka sekali memasak & akhirnya daripada masak terus ngga ada yang makan saya berinisiatif untuk membukakan warung makan untuk Nenek saya tersebut. Setelah buka ternyata warung makannya laris maniss (seperti judul buku saya), saya menyerahkan operasional keseluruhn pada nenek saya dan pembantunya.Ketika 1 bulan berlalu tiba-tiba nenek saya meminta tambahan modal karena modalnya tidak mencukupi lagi untuk belanja bahan.. Wahh.. saya heran kok warung laris bukannya untung malah modal habis??

Setelah saya cari tahu ternyata masalahnya ada pada nenek saya, Apa masalahnya? Warung tersebut laris karena setiap orang yang makan dan bilang masakannya sangat enak akan ditambahkan lagi makanannya dengan membayar porsi awal saja.. wah ini dia yang membuat modal habisss.. dan Nenek saya tidak mau merubah hal itu.. Akhirnya warung makan mandeg karena saya tidak mungkin terus memodali usaha yang seperti ini..Ini kisah kecil pengalaman saya, mudah-mudahan

Mas tidak mengalami hal yang sama dengan saya. Kembali ke pertanyaan.. bagi hasil merupakan kesepakatan antara dua belah pihak atau lebih. Dalam hal ini bagi hasil antara Ibu dan Mas dapat dinegosiasikan dari awal secara baik-baik, tanyakan Pada Ibu Anda berapa kira-kira jumlah yang diinginkan karena "kultur ketimuran" membiasakan kita untuk mendahulukan Orang Tua (kebetulan saya dari jawa). Biasanya Orang tua menyerahkan pada Anda atau memberikan gambaran bagi hasil yng diinginkan.Bila tidak sesuai dengan keinginan Anda dapat dibicarakan dengan baik-baik sampai mendapatkan kesepakatan bersama . Tidak usah sungkan Mas.. Bisnis memang harus begitu.. Sekedar gambaran pengalaman saya, saya pernah menjalankan usaha rumah makan dengan modal pemilik. Bagi hasilnya setelah dipotong semua biaya adalah 60:40. Pemilik modal 60%, Saya yang menjalankan 40% tapi ini tidak baku, bisa kebalikannya 40:60 atau 50:50 bahkan bias juga 70:30. Sesuaikan saja dengan yang Anda rasa pantas.

Mudah-mudahan yang saya jelaskan dapat membantu Anda, bila Anda mengalami masalah konsultasikan kembali via email.. Selamat Menjalankan usaha Rumah Makan ya Mas.. Semoga Laris Manis..

Salam..

Mbak Wulan Ayodya...

Terimakasih juga sudah membalas email saya dengan gamblang.

Tambah kelihatan kalau mbak wulan emang pintar dan cerdas. Iya, orang cerdas biasanya kalau menjelaskan suatu hal malah terlihat 'sederhana' namun berisi. Persis seperti buku Mbak. Membahas email terdahulu, sepertinya saya akan memilih dulu 70:30, dengan pertimbangan kebutuhan pengembangan usaha. Pertimbangan lain karena memang 'keinginan' Ibu pada awalnya adalah agar tidak menganggur saja. Sempat Ibu bilang sekedar bisa memberi uang jajan untuk cucu, sudah cukup buat beliau.

Sekali lagi terima kasih ya, atas masukannya.

Btw, kalau misalnya mau road show / talk show / bedah bedah buku Mbak Wulan ke Surabaya; kontak saya ya. Saya akan bantu jadi moderatornya.

salam,

bagus prakoso

Friday, February 15, 2008

Motor Bekas


Kemarin malam suami saya mengeluhkan usahanya, dia bertanya,”Kenapa ya jualan motorku kok sepi?”,”Motor bekas yang harganya 9 juta keatas lagi sepi nih, ngga seperti kemarin-kemarin”. Biasanya suamiku bisa menjual motor bekas yang harganya diatas 9 juta dengan mudah apalagi merk Yamaha type Mio dan Jupiter MX. Untuk type Mio jualan motor itu seperti “kacang goreng”. Suamiku bilang, ”Sekarang Yamaha lagi laris nih penjualan motor bakasnya apalagi type Mio dan Vega R, untuk Suzuki type Smash dan Thunder yang lumayan laku juga sih”. Untuk motor Honda suamiku ngga terlalu berani jual, katanya dia takut kalau motor Honda banyak dioplos mesinnya. Hah..apa tuh oplos? Maksudnya oplos itu onderdil mesinnya banyak yang ditukar dengan onderdil motor China atau imitasi. Kalau ngga hati-hati bisa rugi banyak dan dikomplain pembeli. Suamiku pingin jadi pedagang jujur..Amin.

Belakangan ini motor bekas yang banyak laku yang harganya dibawah 7 juta. Setelah banyak Tanya pada beberapa konsumen katanya lagi pada susah cari uang jadi pilihannya beli motor bekas yang murah (dibawah 7 juta) atau motor baru sekalian. Lho kok motor baru, kan mahal? Memang harga motor baru lebih mahal, tapi bisa dicicil dengan pembayaran cara kredit jadi jelas meringankan.

Aku nulis cerita usaha suamiku untuk bagi pengalaman siapa tahu ada yang ingin punya usaha sejenis sekaligus promosi usaha. Ini kata-kata yang sering aku dengar dari suamiku kalau lagi jualan.

“ Kalo mau beli motor bekas, disini tempatnya, banyak pilihan, ngga oplosan, kondisi bagus dan apa adanya, udah gitu ngga mahal lagi… Untung tipis aja yang penting lancar!!!”

Saturday, February 9, 2008

CERITA TUKANG SINGKONG KEJU YANG LARIS MANIS



Dekat rumahku ada penjual singkong keju yang ramai dikunjungi pembeli termasuk aku salah satunya. Penjual singkong keju dengan gerobak ini memang enak rasanya.
Singkong yang sudah dibumbui, digoreng kering sampai pecah-pecah diberi taburan keju parut kemudian diberi sedikit susu kental manis diatasnya.. Hmm.. bila dimakan panas-panas rasa singkongnya kering diluar empuk didalam dan bumbunya gurih meresap sampai dalam ditambah rasa keju Waah… Enak Bangeet… Apalagi dimakan sore hari saat hujan sambil minum kopi… Hmmm…Ngga ada duanya deh.
Sayangnya kalau beli harus antri dulu, karena banyak pemesannya. Iseng-iseng aku pernah Tanya “Berapa banyak penjualan sehari pak?” dia menjawab,”2 kwintal mbak!”, “2 kwintal jadi berapa box?”, “Yah, kira-kira 2000 box sehari mbak!” Langsung otak dagangku ngitung.. Berarti sehari omsetnya ± 10 juta karena 1 box harganya 5 ribu. Bila keuntungannya bersih 30 % berarti Rp. 3 juta sehari dong… sedang sewa tempat hanya 300rb/bulan…
Siapa mau ikut jualan singkong keju ???

Friday, February 1, 2008

BELI KUE LAPIS LEGIT DI LE GOURMET

Beberapa waktu lalu bapakku Ultah, aku pingin beliin hadia kue lapis legit kesukaannya. Bapakku tuh suka banget sama lapis legit dari toko Le Gourmet ini tapi walaupun punya duit bapakku ngga mau beli karena mahal banget katanya, pelit banget ya… he..he..he..

Karena sudah lama ngga beli aku pingin beli, perkiraanku mungkin sekarang harganya Rp. 7000 – 8000 per potong (± 5x8cm). Sampai di counter ternyata harganya sudah naik sekitar Rp. 15000 an /potong. Waaah… naiknya banyak banget, akhirnya aku beli sedikit aja dan sisanya kue-kue yang lain… kue lainnya sih sekitar 3000 – 6000 an. Memang sih kue-kue disini enak menurutku.

Sepulang dari sana, otak dagang ku mikir dan ngitung keuntungan lapis legit kalau dihitung-hitung dari resep, paling mahal modal sepotong kue tadi kira-kira 5 ribu rupiah Waah…. Asik banget untungnya ya… orang Jawa bilang “NDAGLEG”.

Gara-gara lapis legit ini malam waktu tidur aku sampai ngimpi-ngimpi jualan Lapis Legit harga Rp 15000/potong dan laris manis… Ha..ha..ha..

AKU DAN EDITORKU

Sudah liat foto kami berdua? Ada fotoku (baju garis merah putih) dan editorku. Namanya Ibu Paulina Dewanti.. panggilannya Ibu Paulin.

Ibu Paulin tuh Editor dari Elex Media Komputindo (Gramedia Group) yang menerbitkan buku-bukuku.. Tugas bu Paulin adalah membantu aku untuk membuat isi dari buku jadi lebih baik karena hasil edit yang dilakukannya.

Selain meng-edit tulisanku, kami juga sering diskusi banyak hal seperti pemilihan topik, kerangka buku, judul buku, cover buku dan terutama isi dari buku tersebut. Aku senang deh dengan penerbit Elex Media, dimana penulisnya dilibatkan dalam berbagai hal seperti pemilihan judul, cover, promosi dan sebagainya…. Dan juga diberi kebebasan menulis secara kreatif.. Terima kasih bu Paulin dan Elex Media…

Bagi yang hobi menulis dan ingin menulis buku sendiri boleh sharing denganku di blog ini… kirimkan email aja siapa tahu aku bisa membantu…

Emailku : wulan_ayodya@yahoo.com